ARAH NUSANTARA, TANJUNG REDEB- Sanggar Kreasi Seni Darma (SKSD) kembali menggelar Darma Festival Teater (DAFT) yang ke-4 pada akhir pekan lalu. Festival teater tingkat pelajar ini diikuti oleh 6 sekolah tingkat SMP dan 7 sekolah tingkat SMA se-Kabupaten Berau.
Ketua Panitia DAFT 4, Riady, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, ini menjadi momen bersejarah sebab untuk pertama kalinya festival ini dapat berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau melalui Bidang Ekonomi Kreatif.
“Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan pemerintah. Ini membuktikan bahwa komunitas teater di Berau bukan lagi dianggap anak tiri,” ungkapnya.
Senada, Ketua SKSD Berau, Muhammad Rifai mengatakan, dalam gelaran sebelumnya pihaknya harus berjuang sendiri untuk mencari pendanaan. Namun tahun ini, dukungan dari pemerintah menjadi dorongan besar bagi komunitas teater di Bumi Batiwakkal.
“Semoga insan teater bisa terus diberi wadah untuk berkembang dan berkarya. Kami sangat membutuhkan gedung pertunjukan yang layak dan sesuai dengan standar pementasan. Peminat teater di Berau cukup banyak, jangan sampai vakum hanya karena keterbatasan fasilitas,” tegasnya.
Malam penganugerahan DAFT 4 juga dihadiri tokoh teater Berau, Mapasikra atau yang akrab disapa Daeng Sikra. Dalam sambutannya, dirinya menyampaikan pentingnya pembangunan gedung kesenian yang representatif untuk mendukung kreativitas pelaku teater.
Hal tersebut turut disambut baik oleh Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir. Menurutnya, seni pertunjukan merupakan salah satu dari enam subsektor ekonomi kreatif yang menjadi fokus pengembangan pemerintah daerah.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas yang diwakili Plt Asisten II Sekretariat Kabupaten Berau, Warji, menegaskan perlunya sinergitas antar pelaku ekraf. Disebutkannya, seni teater tidak hanya sebagai sarana ekspresi, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang khas.
“Seni teater menjadi salah satu sektor penunjang dari seni pertunjukan, video, dan film. Kegiatan seperti ini harus berkelanjutan karena dapat mengasah kemampuan generasi muda sekaligus memperkuat daya tarik wisata berbasis budaya,” pungkasnya.
