
Dalam prosesi tersebut, para mahasiswa menyalakan lilin dan menaburkan bunga sebagai simbol penghormatan terhadap para korban yang jatuh dalam gelombang demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia.
Aksi ini juga diisi dengan orasi yang menyinggung 10 korban jiwa per 2 September 2025, yang dinilai menjadi bukti kerasnya benturan antara aparat dan massa dalam aksi unjuk rasa.
Melalui orasi, mahasiswa mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan para korban tanpa memandang latar belakang, dengan mengatasnamakan kemanusiaan.
“Kami berdiri di sini bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga menyerukan bahwa tidak boleh ada lagi korban yang jatuh hanya karena menyuarakan kebenaran,” ungkap Ayatullah Khomeini, salah satu orator.
Aksi doa bersama ini berlangsung damai dengan pengawalan aparat kepolisian dan TNI. Situasi tetap kondusif hingga kegiatan berakhir.
Setelah kegiatan berakhir kordinator lapangan menyampaikan kepada masyarakat untuk terus menyuarakan kebenaran, dan juga menjaga solidaritas dan turun ke jalan demi menyuarakan kebenaran.
“Ini demi menjaga kondisi kualitas bangsa, turunlah kelapangan. Jangan sampai terpecah belah antar anak bangsa, mari tuntut keadilan sebagai mana mestinya,”tandasnya-(*FJR)